Ketahui Apa Itu CPM, Model Iklan Berbasis Impression

Share this Post

Table of Contents
shopee gratis ongkir

Apa itu CPM? CPM adalah singkatan dari cost per mile. Ia merupakan salah satu model pembayaran iklan online.

Selain CPM, ada model pembayaran lain, seperti CPC dan CPA. CPM tentu punya fungsi dan manfaat yang berbeda dari model pembayaran iklan online lainnya.

Pada artikel ini akan dibahas mengenai apa itu CPM, cara menghitungnya, perbedaannya dengan model lain, hingga keuntungannya untuk bisnis.

Baca Juga: 10 Aplikasi Pemendek URL, Proses Cepat Dijamin Praktis

Apa Itu CPM?

apa itu cpm
Foto: Iklan Online (freepik.com)

Apa itu CPM? Cost per mile atau CPM adalah model pembayaran iklan online yang digunakan situs web untuk menentukan harga displai iklan di tempat yang dibayar oleh pengiklan. Nama lain dari CPM adalah cost per thousand.

Huruf M dalam CPM adalah “mile” (dalam bahasa Indonesia artinya mil) yang merupakan satuan untuk angka 1.000.

Jadi, dalam campaign berbasis CPM, pengiklan membayar situs web dengan biaya tetap per 1.000 impression atau tayangan yang diterima oleh penempatan iklan mereka.

Model CPM tidak menjamin bahwa pengunjung akan mengeklik iklan. Jadi kita tidak tahu apakah dari 1.000 tayangan tersebut, apakah iklan benar-benar dilihat dan diklik oleh pengunjung.

Oleh karena itu, digunakanlah metrik CTR atau click through rate untuk mengukur kesuksesan sebuah campaign berbasis CPM.

Model CPM pun sering kali digunakan untuk campaign yang bertujuan meningkatkan brand awareness.

Sebagai pengiklan, kamu dapat menentukan target iklan dalam campaign berbasis CPM untuk mencapai demografi pengunjung yang diinginkan.

Cara kerja CPM adalah menghitung impression, istilah dalam digital marketing untuk menghitung jumlah tampilan digital dari suatu konten. Impression yang disebut juga sebagai tayangan atau tampilan ini, tidak menghitung jumlah klik pada iklan online.

Soal harga, nilai CPM antara satu situs web dan situs web lainnya bisa berbeda. Situs web dengan traffic pengunjung tinggi, cenderung memasang tarif CPM lebih tinggi dari situs web yang sepi pengunjung.

Baca Juga: 10 Aplikasi Membuat Video di Youtube Terbaik, Gratis dan Praktis!

Cara Menghitung CPM

manfaat laporan keuangan
Foto: Menghitung Invoice (iPhoto Stock)
shopee pilih lokal

Menghitung biaya campaign iklan CPM cukup sederhana. Hal ini pula yang menjadi faktor mengapa CPM umum digunakan dan publisher banyak yang menyukai model ini.

Kamu cukup mengalikan total tayangan situs dengan tarif CPM, lalu membaginya dengan angka 1.000. Dari situ kamu akan mendapatkan total tagihan untuk biaya CPM.

Pertama-tama, ketahui berapa tarif CPM yang kamu dapat untuk pemasangan iklan pada sebuah situs web. Semisal kamu mendapat tarif 2 dolar, karena ini tarif yang cukup umum digunakan CPM.

Langkah kedua, lihat ada berapa jumlah tayangan laman yang dipasangi iklan online-mu. Semisal laman dengan iklan online-mu dikunjungi 7.000 kali. Kalikan angka ini dengan 2 dolar, sehingga mendapat angka 14.000.

Langkah ketiga, bagi angka 14.000 ini dengan nilai 1.000, sehingga mendapat nilai 14. Jadi, total biaya campaign yang kamu harus keluarkan adalah 14 dolar.

Baca Juga: Mau Jualan? Ini Istilah Belanja Online yang Perlu Kamu Tahu

Perbandingan CPM, CPC, dan CPA

Ketahui Apa Itu CPM, Model Iklan Berbasis Impression
Foto: Paid Advertising (freepik.com)
shopee pilih lokal

Setelah mengetahui apa itu CPM dan bagaimana cara menghitungnya, kamu perlu tahu perbandingannya dengan model pembayaran iklan lainnya. CPM merupakan satu dari beberapa model pembayaran iklan online.

Adapun model pembayaran lainnya, yaitu cost per click (CPC) dan cost per acquisition (CPA). CPC adalah model yang mengharuskan pengiklan membayar setiap kali pengunjung situs web mengeklik iklan online.

Lalu ada CPA. Ini merupakan model pembayaran iklan yang mengharuskan pengiklan membayar setiap kali pengunjung situs web melakukan pembelian setelah mengeklik iklan.

Dengan cara penghitungan yang berbeda, tentu tarifnya juga berbeda satu sama lain. Selain itu, fungsinya juga berbeda-beda.

CPM, misalnya. Model ini lebih cocok digunakan untuk campaign iklan yang berfokus pada peningkatan brand awareness atau menyampaikan pesan tertentu.

Dalam hal ini, menggunakan CTR untuk mengukur kesuksesan CPM tidak begitu penting. Hal ini karena yang diutamakan adalah keterpaparan dari penempatan iklan yang mencolok di situs web dengan traffic tinggi.

Penempatan iklan menjadi hal penting dalam CPM agar iklan dapat dilihat oleh pengunjung. Hal ini karena CPM mengharuskan pengiklan tetap membayar bahkan pengunjung tidak mengeklik iklan tersebut.

Adapun CPC lebih menekankan pada aspek ketersediaan bujet pengiklan. Bagi pengiklan dengan bujet kecil, CPC bisa sangat menguntungkan.

Di sisi lain, CPA menekankan pada tindakan pengunjung situs web. Tujuan yang ingin dicapai, yaitu pengunjung yang melihat iklan online tersebut akan melakukan tindakan, seperti pembelian, pendaftaran, berlangganan newsletter, dan sebagainya yang menguntungkan perusahaan.

Baca Juga: 8 Cara Untuk Mencapai Target Penjualan, Gunakan Cara Ini!

Keunggulan CPM untuk Bisnis

Ketahui Apa Itu CPM, Model Iklan Berbasis Impression
Foto:Ide Marketing (freepik.com)
shopee pilih lokal

Sekilas, CPM tampak lebih menguntungkan bagi publisher ketimbang pengiklan. Hal ini karena pengiklan harus tetap membayar tarif meski pengunjung situs web tidak mengeklik iklan.

Namun, CPM tetap memiliki sejumlah keunggulan dan dapat memberi manfaat bagi pemilik bisnis. Berikut alasannya:

1. Untuk Meningkatkan Brand Awareness

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, model CPM cocok digunakan untuk meningkatkan brand awareness.

Bagi bisnis yang baru didirikan, penting untuk memperkenalkannya ke publik agar merek dikenal dan membangun kepercayaan dengan calon pelanggan.

Membangun brand awareness terlebih dahulu secara strategis merupakan langkah lebih baik ketimbang berlomba mendapatkan pembelian sejak hari pertama. Hal inilah yang membuat model CPM menjadi ideal bagi pengiklan.

2. Menjangkau Audiens yang Tepat dengan Mudah

Ini juga salah satu keunggulan model CPM untuk mengetahui audiens mana yang tepat untuk bisnismu. Kamu bisa mencoba memasang iklan CPM pada dua situs dengan demografi yang berbeda.

Semisal, kamu memasang iklan model CPM pada situs yang sering dikunjungi usia 30-an dan situs yang dikunjungi umur 20-an. Lalu kamu membandingkan output pada kedua situs, mana yang lebih mendatangkan keuntungan.

Dari situ, kamu bisa tahu segmentasi pasar mana yang ternyata cocok untuk merekmu. Kamu pun dapat menyesuaikan strategi pemasaranmu selanjutnya tanpa menghabiskan banyak uang untuk melakukan riset pasar.

3. Kinerja Mudah Diukur

Keberhasilan suatu campaign iklan bisa diukur menggunakan metrik tertentu yang sesuai dengan modelnya. CTR merupakan salah satu metrik yang cocok digunakan untuk mengukur keberhasilan CPM.

CTR dapat menghitung persentase orang yang mengeklik iklanmu setelah mereka melihat tayangannya. Contohnya, 10 klik dari 100 tayangan, artinya CTR iklan online-mu sebesar 10%.

4. CPM Bisa Lebih Terjangkau Ketimbang CPC dan CPA

Biaya per 1.000 tayangan bisa lebih rendah daripada biaya per klik atau CPC, tetapi bukan itu saja. CPM berpotensi lebih banyak menghasilkan klik dan tindakan pengguna ketimbang model lain untuk jumlah bujet iklan yang sama.

Contohnya, kamu mengeluarkan 2 dolar untuk 1.000 kali tayang, sedangkan dengan bujet yang sama untuk CPC, kamu membayar untuk 50 klik pada iklan online-mu. Ketika 50 klik sudah tercapai, bujetmu sudah habis, iklan pun berhenti tayang.

Baca Juga: 5 Cara Setting SEO di WordPress dengan Praktis

Kamu sudah pasti mendapatkan 50 klik dengan bujet 2 dolar jika menggunakan CPC. Namun, bayangkan jika menggunakan model CPM. Dari kesempatan 1.000 kali tayang, bisa saja iklanmu punya kans untuk diklik lebih dari 50 kali.

Demikian penjelasan mengenai apa itu CPM, bagaimana cara menghitungnya, dan keunggulannya untuk bisnis. Semoga bermanfaat bagi campaign iklan online-mu!

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X