BliBli Resmi IPO, Merger Dengan Tiket.com dan Ranch Market

Share this Post

blibli

Table of Contents

Pasca merger dengan Tiket.com dan Ranch Market, kini e-commerce Blibli (BELI) segera IPO di bursa saham. Bagaimana prospeknya?

Di antara di oranye dan si hijau, ada si biru, marketplace terpopuler di Indonesia yang ikut meramaikan bisnis online dalam negeri.

Blibli adalah platform e-commerce yang mempertemukan jutaan pembeli dengan penjual online dalam ekosistem bisnis B2B, B2C, dan B2B2C.

Perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 2011. Didaulat sebagai mall online terbesar dan terpercaya, startup tersebut menawarkan produk berkualitas yang disediakan oleh lebih dari 100.000 mitra usaha.

Blibli didukung oleh armada BES dan 15 mitra logistik, memiliki 20 gudang, dan 32 hub yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.

Dengan visi menjadi e-commerce nomor satu yang memiliki jumlah pelanggan setia terbanyak di Indonesia, startup ini berupaya memberikan kenyamanan dan kepuasan belanja melalui 24/7 layanan Customer Care.

Bahkan, menawarkan ratusan ribu produk pilihan dari 17 kategori berbeda, mulai dari HP & Tablet, kamera, hingga Tagihan & Isi Ulang.

Belum lama ini, Blibli (BELI) mengumumkan telah merger dengan Tiket.com dan Ranch Market serta remi IPO di bursa saham. Tentunya sangat menarik membahas prospek saham yang baru ini.

Baca Juga: Banyak Startup IPO di Tengah Ancaman Resesi, Apa Untungnya?

Blibli Merger Dengan Tiket.com dan Ranch Market

blibli
(Foto logo Blibli. Sumber. Bisnis.blibli.com)

Melansir dari berbagai sumber, e-commerce Blibli resmi mengakuisisi Tiket.com dan Ranch Market. CEO dan Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto mengatakan bahwa upaya merger ini memiliki potensi bisnis yang menjanjikan.

Ia mengatakan potensi itu merujuk pada Survei Frost & Sullivan. Survei tersebut menyatakan total addressable market ecommerce pada 2020 mencapai US$257 miliar dan akan meningkat menjadi US$436 miliar pada 2025.

“Yang menarik adalah kami pilih punya bisnis model sustainable, potensinya besar, dari US$436 miliar itu, US$150 miliar itu adalah ecommerce, Blibli jadi leading player di sana,” ujar Kusumo dalam konferensi pers, Selasa (18/10).

Kemudian, nilai US$41 miliar dari total US$436 miliar itu merupakan potensi pasar untuk travel dan lifestyle yang bisa diambil oleh tiket.com.

Lalu, US$245 miliar dari total US$436 miliar itu merupakan potensi pasar ritel yang jadi peluang Ranch Market.

Sebagai informasi, perusahaan ini telah mengakuisisi Ranch Market pada akhir 2021 lalu. Sementara itu, akuisisi terhadap Tiket.com dilakukan pada 2017.

Setelah proses akuisisi, semua founder Tiket.com tetap bertahan di perusahaan tersebut. Jabatan yang berubah hanya untuk posisi CEO.

Untuk melebarkan sayap bisnisnya, startup tersebut akan melepas 17,77 miliar saham dengan nilai nominal Rp250 per saham.

Berdasarkan prospektus, perusahaan akan membuka penawaran di kisaran harga Rp410 – Rp460 per saham. Artinya, Blibli berpotensi meraup dana Rp7,28 triliun hingga Rp8,17 triliun.

Baca Juga: Apa Itu IPO? Ini Penjelasan Lengkap dan Tips Investasinya!

Bagaimana Prospek Saham Blibli?

blibli
(Foto Blibli IPO. Sumber. Freepik.com)

Melansir dari Tempo.co, Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) menilai dengan terbentuknya ekosistem Blibli Tiket dari tiga entitas Grup Djarum, yakni Blibli, Tiket.com dan Ranch Market akan membuat bisnis perusahaan semakin prospektif. 

Tech In Asia memaparkan, perusahaan dapat mengumpulkan dana hingga Rp8,2 triliun (sekitar US$528 juta) lewat IPO yang dijadwalkan dimulai pada 7 November ini. 

Perusahaan ini merupakan unicorn Indonesia ketiga yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah Bukalapak dan GoTo Group. IPO perusahaan ini dapat meningkatkan valuasinya menjadi sekitar US$3,5 miliar.

Dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan akan menggunakan sekitar US$355 juta dana yang akan dikumpulkan dari IPO untuk membayar utangnya kepada bank. Sisa uang tersebut akan digunakan sebagai modal kerja.

Startup unicorn tersebut berencana mengalokasikan sebanyak-banyaknya 55 juta saham atau sekitar 0,31% dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (employee stock allocation/ESA)

Adapun pemegang saham sebelum Blibli IPO adalah PT Global Investama Andalan 98,462%, Kusumo Martanto 0,042%, Honky Harjo 0,034%, Lisa Widodo 0,003%, Hendry 0,002%, Andy Untono 0,001%, lain-lain 1,455%.

blibli
(Foto seseorang menggunakan aplikasi BliBli. Sumber: Blibli.com)

Meski dinilai menjanjikan, nyatanya dua e-commerce lain yang sudah lebih dulu IPO menunjukkan prospek yang biasa saja. Pada masa awal IPO, harga sahamnya memang meroket. Namun, lambat laun harganya perlahan turun.

Apalagi alasan IPO ini dibeberkan karena perlu menutupi utangnya. Alasan ini tentu kurang meyakinkan dibandingkan perusahaan lain yang IPO dengan maksud untuk melakukan ekspansi bisnis.

Jika kamu tertarik berinvestasi di perusahaan ini, berikut tanggal penting yang perlu kamu catat.

  • Masa penawaran awal: 17-24 Oktober 2022
  • Tanggal Efektif: 28 Oktober 2022
  • Masa penawaran umum: 1-3 November 2022
  • Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI): 7 November 2022.

Baca Juga: Green Investment, Wujud Kontribusi Pemuda Untuk Lingkungan

Itulah pembahasan tentang prospek saham BELI dan potensi bisnisnya usai merger dengan Tiket.com dan Ranch Market.