Buffer Stock dalam Pengelolaan Inventaris, Berikut Penjelasan Lengkapnya

Share this Post

Table of Contents
shopee gratis ongkir

Dalam pengelolaan inventaris, ada yang disebut dengan buffer stock. Ini merupakan manajemen yang digunakan untuk menjaga kestabilan harga dan persediaan.

Dengan buffer stock, kamu bisa menjaga kestabilan harga di pasar yang fluktuatif. Misalnya ketika masa panen tiba, ada beberapa produk yang dibeli untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu.

Hal ini bertujuan untuk mencegah jatuhnya harga di bawah tingkat harga atau perkiraan targetnya.

Jadi, operasional produksi akan tetap berjalan dengan lancar karena tidak ada hambatan dalam proses pemenuhan bahan baku dan distribusinya.

Lebih lanjut, berikut penjelasan seputar buffer stock yang perlu kamu ketahui.

Baca Juga: 6 Cara Rumus Safety Stock untuk Manajemen Persediaan

Buffer Stock

buffer stock
Foto: Manajemen Warehouse (Freepik.com)

Buffer stock adalah kelebihan jumlah bahan baku yang disimpan untuk mencegah kekurangan persediaan yang tidak direncanakan selama proses produksi.

Biasanya, strategi ini dilakukan oleh pemerintah guna menjaga stabilitas harga, meminimalkan kekurangan pangan, dan mencegah penurunan harga secara tiba-tiba.

Misalnya ketika pemerintah membeli komoditas berlebih selama periode kelebihan pasokan dan menjualnya ketika tingkat pasokan sangat rendah.

Dengan demikian, harga komoditas tidak akan terlalu rendah (selama pasokan tinggi) atau terlalu tinggi (selama pasokan rendah).

Baca Juga: Mengenal Warehouse, Punya Peran Penting untuk Bisnis

Indikator Buffer Stock

indikator buffer stock
Foto: Persediaan Barang (Freepik.com)
shopee pilih lokal

Ada beberapa indikator dalam penerapan buffer stock agar bisa berjalan optimal, antara lain:

1. Accurate Forecasting

Dalam hal ini, kamu harus pandai memprediksi permintaan dan penawaran pasar sehingga bisa menjaga ketersediaan barang dengan tepat.

2. Refill Frequency

Artinya, kamu harus melakukan pengisian ulang terhadap persediaan yang sudah mulai kosong. Jadi, proses produksi bisa tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Biasanya, pengisian kembali stok barang dilakukan setiap satu bulan sekali. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan produksi.

3. Lead Time

Dengan lead time, kamu bisa mengetahui kapan bahan baku harus disediakan, kapan stok harus diisi lebih awal, atau bahkan ditunda.

4. Product Perishability

Ini merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui apa saja bahan baku atau stok barang yang mudah rusak, memiliki masa simpan yang pendek, dan nilainya dapat turun karena kerusakan, kegagalan, atau penguapan.

Dengan memahami hal ini, kamu bisa membuat perencanaan inventaris yang lebih akurat untuk keperluan produksi.

5. Seasonal Variations

Dalam menyimpan inventaris untuk keperluan produksi, kamu juga perlu memerhatikan variasi musim. Hal ini karena beberapa bahan baku cenderung lebih rentan rusak selama musim-musim tertentu.

Baca Juga: Apa itu Stock Opname? Simak Pengertian, Cara, dan Manfaatnya di Sini!

Cara Menghitung Buffer Stock

cara menghitung buffer stock
Foto: Proses Scan Barang di Gudang (Pexels.com)
shopee pilih lokal

Sebelum melakukan buffer stock untuk keperluan produksi, kamu perlu melakukan perhitungan secara tepat dengan beberapa cara di bawah ini.

1. Fixed Buffer Stock

Fixed buffer stock adalah metode penghitungan buffer stock yang digunakan oleh seorang manajer persediaan tanpa menggunakan rumus tertentu.

Jumlah buffer stock yang dibutuhkan akan ditentukan dari penggunaan harian maksimum selama periode waktu tertentu dan jumlah tersebut tidak berfluktuasi.

2. Time-Based Calculation

Dalam hal ini, stok barang dihitung selama periode waktu tertentu berdasarkan prediksi berbasis data untuk produk. Ini adalah metode untuk menghitung buffer stock yang mencakup kombinasi permintaan aktual dan perkiraan permintaan.

Namun, time-based calculation ini cukup berisiko karena kamu mungkin akan menyimpan stok yang tidak diinginkan dalam jumlah besar jika produk bergerak lebih lambat dari yang diperkirakan.

3. The General Formula

The general formula adalah metode yang paling sederhana dan populer untuk menghitung buffer stock. Ini digunakan untuk menghitung buffer stock rata-rata yang dibutuhkan untuk disimpan guna mencegah potensi situasi kehabisan stok.

Baca Juga: 8 Cara Menjual Dead Stock agar Bisnismu Tak Merugi

Contoh Buffer Stock

contoh buffer stock
Foto: Pengelolaan Stok Barang (Freshbooks.com)
shopee pilih lokal

Agar kamu lebih paham, berikut beberapa contoh penerapan buffer stock dalam kehidupan sehari-hari:

1. Mengolah Panen Gandum

Salah satu contoh penerapan buffer stock ialah yang dilakukan oleh para petani gandum. Para petani gandum yang cerdas akan menyimpan stok panennya dengan baik ketika masa panen melimpah.

Jadi ketika masa panen sedang dalam kondisi yang kurang baik, mereka tetap bisa mendapatkan keuntungan dari stok simpan panen sebelumnya.

Harga jual beli gandum di pasar pun akan tetap stabil dan setiap masyarakat bisa terus memenuhi kebutuhannya dengan baik.

2. Budaya Menyimpan di Lumbung

Di beberapa negara, masyarakat memiliki budaya untuk menyimpan persediaan pangan mereka di dalam lumbung. Ini merupakan contoh penerapan buffer stock selanjutnya yang bisa kamu contoh.

Ketika masa panen melimpah, masyarakat akan menyimpan hasil panen mereka dengan baik di dalam lumbung. Jadi saat masa sulit tiba, mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok menggunakan bahan makanan yang tersimpan.

Cara ini juga bisa menyelamatkan masyarakat lain yang dalam kondisi sulit. Ketersediaan pangan berlebih dapat didistribusikan ke wilayah yang membutuhkan sehingga semua masyarakat tetap bisa bertahan hidup.

3. Cadangan Minyak Mentah

Contoh lain dari penerapan buffer stock yaitu praktik menyimpan cadangan minyak mentah yang biasa dilakukan oleh negara-negara penghasil minyak bumi.

Umumnya, negara penghasil minyak bumi memiliki persediaan minyak yang strategis. Mereka menyimpan hingga dalam jumlah besar untuk cadangan di masa depan.

Jadi ketika dunia mengalami kekurangan, mereka tetap bisa memenuhi permintaan pasar. Bahkan, membantu yang kekurangan.

Baca Juga: Intip 5 Software Inventory Gratis yang Bisa Kamu Coba!

Manfaat Pengelolaan Inventaris

manfaat buffer stock
Foto: Proses Pengelolaan Warehouse (linnworks.com)
shopee pilih lokal

Tentunya, praktik pengelolaan inventaris dengan buffer stock ini sangat menguntungkan. Jika dijalankan dengan tepat, manajemen persediaan bisa bermanfaat untuk hal-hal di bawah ini:

1. Memastikan Kelancaran Produksi

Dengan stok barang yang akurat, perusahaan bisa melakukan proses produksinya secara lancar.

Sebaliknya, ketersediaan bahan baku yang berlebih atau pun kurang dari yang dibutuhkan, bisa menghambat produksi.

Ketika hal ini terjadi, perusahaan bisa mengalami kerugian yang berdampak pada kurang optimalnya pendapatan yang diperoleh.

Pelanggan juga bisa kecewa ketika produk yang mereka butuhkan tidak kunjung ada di pasar.

Sementara itu, apabila kamu bisa memproduksi barang secara tepat waktu untuk memenuhi permintaan pasar, kepuasan pelanggan juga bisa meningkat.

Jadi, bisnis bisa memiliki citra merek yang lebih baik di mata publik.

2. Menghemat Biaya Operasional

Perhitungan ketersediaan barang yang dilakukan secara akurat, juga bisa membantu kamu untuk menghemat biaya operasional.

Hal ini karena pengaturan inventaris yang tepat dapat mengurangi uang yang dihabiskan untuk menyimpan barang-barang yang tidak perlu.

Apalagi, jika kamu menggunakan sistem inventaris yang dilakukan secara otomatis. Kamu bisa menghemat uang, waktu, sekaligus tenaga untuk mengelola persediaan.

Hasilnya pun lebih akurat karena sistem otomatis bisa mengurangi tingkat kesalahan yang biasa disebabkan oleh kinerja manusia secara manual.

Baca Juga: Mengenal Metode Inventory Control dan Jenisnya dalam Bisnis

3. Mencegah Kelebihan dan Kekurangan Stok

Dengan perhitungan inventaris yang tepat, kamu akan terhindar dari kelebihan dan kekurangan stok. Jadi, proses produksi akan berjalan lebih lancar.

Dalam hal ini, kamu memang harus melakukan pemeriksaan inventaris secara rutin. Jangan sampai persediaan untuk produksi lebih atau pun kurang.

Ketika persediaan lebih, kamu berisiko merugi karena harus mengeluarkan lebih banyak uang, waktu, dan tenaga untuk menyimpan dan menjaganya dari beragam potensi kerusakaan.

Sementara saat persediaannya kurang, proses produksi dapat terhambat. Distribusi barang jadi kepada pelanggan pun akan terlambat yang mungkin saja membuat mereka kecewa dengan pelayanan kamu.

4. Melayani Pelanggan dengan Lebih Baik

Dengan membuat manajemen persediaan yang akurat, kamu bisa melayani pelanggan secara lebih baik. Mengapa demikian?

Hal ini karena persediaan yang tepat bisa mendukung proses produksi berjalan dengan lancar. Hasil produksi pun bisa langsung didistribusikan ke pasa untuk memenuhi permintaan.

Ketika pelanggan bisa memenuhi kebutuhannya dengan cepat, mereka cenderung lebih puas. Pada akhirnya, bisnis kamu dipandang lebih baik oleh para pelanggan.

Berkat pelayanan terbaik yang diberikan, bisnis kamu pun akan lebih mampu untuk bertahan di antara persaingan pasar yang ada.

Oleh karenanya, pastikan untuk mengelola inventaris secara tepat. Meski ini bukan perkara yang mudah, kamu tetap perlu optimis untuk bisa mewujudkannya.

Baca Juga: Metode Inventory untuk Bisnis agar Lebih Efisien

Itu dia penjelasan seputar buffer stock dalam proses pengelolaan inventaris. Semoga informasinya bermanfaat, ya.

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X