Kamu Terlalu Boros? Ini 6 Cara Mengatasi Perilaku Konsumtif

Share this Post

Table of Contents
shopee gratis ongkir

Untuk membendung konsumsi yang tidak terkendali, kamu perlu tahu cara mengatasi perilaku konsumtif. Bagaimana caranya, ya?

Bagi seorang pebisnis, perilaku konsumtif pelanggan merupakan hal yang baik. Artinya, mereka akan melakukan pembelian terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan konsumtif mereka.

Namun, tetap saja perilaku konsumtif tetap harus diatasi. Hal ini karena konsumsi berlebih tidak hanya berdampak terhadap ndividu saja, seperti mengalami kebangkrutan.

Konsumsi berlebih juga dapat merusak lingkungan. Lihat saja isu-isu lingkungan terkini, seperti pencemaran laut oleh sampah, penggundulan hutan, polusi, hingga pemanasan global.

Semua itu merupakan akibat dari perilaku ini. Maka dari itu, kamu perlu tahu cara mengatasi perilaku konsumtif demi bumi yang lebih baik.

Baca Juga: 7 Tips Hemat Saat Ramadhan, Lebaran Dijamin Aman!

Definisi Perilaku Konsumtif

cara mengatasi perilaku konsumtif
Foto: Uang Dollar (pexels.com)

Sebelum membahas cara mengatasi perilaku konsumtif, sebaiknya kamu ketahui terlebih dahulu artinya.

Dalam pengertian sederhananya, perilaku konsumtif adalah tindakan berlebihan dalam mengonsumsi barang dan jasa.

Seseorang yang menghamburkan uang untuk mengonsumsi hal-hal bersifat tersier secara berlebihan, bisa disebut sebagai perilaku konsumtif.

Namun, sejauh mana suatu kegiatan konsumsi dapat dikategorikan sebagai konsumtif atau “berlebihan” Tentunya, sulit untuk menentukan indikatornya.

Perilaku konsumtif berhubungan erat dengan konsumerisme. Menurut Investopedia, konsumerisme adalah gagasan bahwa meningkatkan konsumsi barang dan jasa yang dibeli di pasar selalu merupakan tujuan yang diinginkan.

Selain itu, konsumerisme menilai bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang pada dasarnya tergantung terhadap perolehan barang-barang konsumsi dan harta benda.

Dari perspektif ekonomi, gagasan ini terkait erat dengan gagasan Keynes. Gagasan tersebut, yakni pengeluaran konsumen adalah pendorong utama ekonomi.

Ada pun mendorong konsumen untuk berbelanja merupakan tujuan dari sebuah kebijakan utama. Dari perspektif ini, konsumerisme adalah fenomena positif yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun dalam penggunaan umum, istilah konsumerisme mengacu pada kecenderungan gaya hidup materialistis dalam ekonomi kapitalis.

Gaya hidup tersebut seputar konsumsi yang boros atau mencolok. Di sini, konsumerisme dipahami sebagai penghancuran nilai dan cara hidup tradisional, eksploitasi konsumen pada bisnis besar, degradasi lingkungan, dan efek psikologis negatif.

Dalam pengertian yang satu ini, kita bisa mengacu pada teori Thorstein Veblen, ekonom dan sosiologi abad ke-19. Ia menciptakan istilah, “konsumsi yang mencolok (conspicuous consumption),” dalam bukunya The Theory of the Leisure Class (1899).

Konsumsi mencolok merupakan sarana untuk menunjukkan status sosial seseorang. Terutama ketika barang dan jasa yang ditampilkan di depan umum itu terlalu mahal untuk orang lain dari kelas yang sama.

Inilah yang mendasari pengertian perilaku konsumtif. Perilaku ini biasa dikaitkan dengan orang kaya, tetapi sebenarnya berlaku untuk kelas ekonomi mana pun.

Baca Juga: Tipe-tipe Konsumen dan Cara Menghadapinya

Dampak Perilaku Konsumtif

cara mengatasi perilaku konsumtif
Foto: Kartu Kredit (pexels.com)
shopee pilih lokal

Sebelum melakukan cara mengatasi perilaku konsumtif, kamu perlu tahu terlebih dahulu apa dampak yang ditimbulkan dari memiliki perilaku ini.

Jika mengacu pada perspektif Keynes atau makroekonomi yang dikemukakan sebelumnya, perilaku konsumtif dilihat sebagai sebuah keuntungan.

Hal ini karena pengeluaran konsumen dilihat sebagai pendorong ekonomi dan mengarah pada peningkatan produksi barang serta jasa. Makin banyak belanja, produk domestik bruto (PDB) negara makin meningkat pula.

Bila mengacu pada perspektif Veblen yang melihat perilaku konsumtif sebagai persoalan kelas, tentu perilaku konsumtif dapat membawa dampak negatif.

Berikut ini sejumlah dampak perilaku konsumtif terhadap masyarakat, individu, dan lingkungan.

1. Ketidaksetaraan Global

Dampak perilaku konsumtif terhadap masyarakat, yaitu terjadi ketidaksetaraan secara global. Peningkatan konsumsi di negara-negara kaya menyebabkan kesenjangan sosial makin melebar antara yang kaya dan miskin.

Melansir dari Green Tumble, data terakhir pada 2005, 59% sumber daya di dunia dikonsumsi oleh 10% populasi terkaya. Sebaliknya, 10% populasi termiskin hanya memanfaatkan sumber daya sebesar 0,5%.

Jika kita dapat mengurangi—sekecil apa pun—tingkat konsumsi, kamu dapat mengubah kehidupan orang-orang yang dilanda kemiskinan di seluruh dunia.

2. Obesitas

Dampak perilaku konsumtif terhadap individu, yakni meningkatnya jumlah obesitas. Konsumsi memang tidak selalu terkait dengan makanan yang dikonsumsi. Namun, perilaku konsumtif tetaplah berpengaruh terhadap kondisi tubuh.

Banyak penelitian menunjukkan hubungan erat antara perilaku konsumtif dan tingkat obesitas. Hal ini cukup mengkhawatirkan, karena ini menunjukkan tingkat kesehatan yang turut menurun.

Pada akhirnya, ini akan menimbulkan efek domino pada persoalan budaya dan sosial lebih lanjut. Misalnya, layanan medis makin meningkat dan makin mahal karena banyak penyakit yang muncul akibat perilaku konsumtif.

3. Polusi dan Kelangkaan Sumber Daya

Dalam ingkungan, perilaku konsumtif memberikan dampak yang paling terlihat. Sikap ini dapat merusak lingkungan dengan munculnya polusi, kelangkaan sumber daya alam, hingga pemanasan global.

Dengan meningkatnya permintaan barang, kebutuhan untuk memproduksi barang-barang juga meningkat. Otomatis hal ini membuat polusi meningkat, lahan habis untuk infrastruktur, deforestasi, dan percepatan perubahan iklim.

Belum lagi ada persoalan air, seperti berkurang drastisnya persediaan air tanah dan pembuangan sampah serta limbah ke laut yang mengontaminasi ekosistem laut.

Baca Juga: Lingkungan Bisnis: Definisi, Komponen, dan Manfaatnya

Cara Mengatasi Perilaku Konsumtif

cara mengatasi perilaku konsumtif
Foto: Celengan Uang (pexels.com)
shopee pilih lokal

Setelah mengetahui dampak buruknya, mungkin kamu jadi termotivasi untuk melakukan berbagai cara mengatasi perilaku konsumtif.

Perilaku konsumtif memang bisa memberi dampak hingga ke tingkat global. Namun untuk mengatasinya, kamu pun tidak perlu langsung melakukan hal besar.

Kamu bisa mulai dari melakukan hal-hal kecil dari dirimu sendiri terlebih dahulu. Berikut ini sejumlah cara mengatasi perilaku konsumtif pada tingkat pribadi.

1. Buat Prioritas Pengeluaran

Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengendalikan diri. Cara mengatasi perilaku konsumtif pun bisa dimulai dari membuat prioritas pengeluaran.

Dengan membuat prioritas dan taat terhadap prioritas tersebut, kamu akan berpikir dua kali ketika tergoda untuk melakukan konsumsi lain. Kamu pun bisa mengatasi kebiasaan belanja impulsif.

2. Buat Anggaran Biaya

Setelah membuat prioritas pengeluaran, cara mengatasi perilaku konsumtif selanjutnya adalah membuat anggaran biaya.

Hal ini untuk mengecek daftar prioritasmu bisa dipenuhi dengan pendapatanmu saat ini. Kamu harus membuat anggaran dan menempatkan uangmu pada pos-pos penting pengeluaran.

Pengeluaran yang sudah terencana akan membuatmu fokus untuk memenuhi anggaran. Kamu pun jadi tahu daya belimu sehingga menghindari belanja berlebihan yang akan membuat keuanganmu minus.

3. Catat Setiap Pengeluaran

Cara mengatasi perilaku konsumtif selanjutnya, yaitu mencatat setiap pengeluaran. Membuat anggaran saja tidak cukup.

Lakukan pula pencatatan. Hal ini penting agar kamu bisa memonitor apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan anggaran.

Mencatat pengeluaran juga bisa memberi efek terhadap psikologis. Ketika kamu melihat catatan pengeluaranmu hari ini sudah cukup tinggi, esok harinya kamu terdorong untuk melakukan penghematan.

Baca Juga: Lebih Untung Mana, Bisnis Trading atau Investasi?

4. Menabung dan Berinvestasi

Konsumsi yang tinggi memang dapat meningkatkan PDB suatu negara. Namun, menabung dan berinvestasi juga dapat membantu perekonomian.

Dengan memilih instrumen investasi yang tepat dan sesuai profil risiko, kamu justru bisa mendapat banyak keuntungan.

Jangan lupa untuk menyisihkan sebagian uang untuk sedekah dan donasi. Ingatlah untuk membantu 10% populasi yang hanya bisa mengakses 0,5% sumber daya.

5. Kurangi Bepergian

Melancong atau bertamasya penting untuk rehat sejenak dari kesibukan pekerjaan sehari-hari. Namun, keseringan melakukannya juga termasuk perlaku konsumtif.

Cara mengatasi perilaku konsumtif ini, yaitu dengan mengurangi bepergian. Terutama ke mal yang bisa mendorongmu untuk melakukan belanja impulsif.

6. Beli yang Dibutuhkan Saja

Biasakan diri untuk membeli barang yang dibutuhkan saja. Pikirkan kembali matang-matang ketika kamu tertarik untuk membeli barang yang tidak ada dalam daftar prioritasmu.

Selain menghemat uang, kamu juga melakukan hal baik terhadap lingkungan. Konsumsi yang rendah, artinya jumlah sampah berkurang.

Terapkan pula gaya hidup minimalis dengan prinsip zero waste. Kamu bisa menggunakan barang yang bisa berulang kali dipakai untuk menerapkan gaya hidup ini.

Demikian penjelasan mengenai cara mengatasi perilaku konsumtif. Semoga bermanfaat untuk mengatur keuanganmu.

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X