Covert Selling dalam Bisnis, Apakah Itu?

Share this Post

ciri-ciri peluang usaha yang baik
Table of Contents
shopee gratis ongkir

Secara umum, strategi pemasaran dibagi menjadi 2, yakni soft selling dan hard selling. Namun ternyata, ada juga yang disebut dengan covert selling. Apakah itu?

Covert selling dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai penjualan terselubung. Singkatnya, ini merupakan strategi pemasaran secara tersembunyi untuk menarik pelanggan.

Jadi, produk atau layanan yang ditawarkan oleh sebuah brand dapat dibeli tanpa pelanggan merasa dijuali.

Jenis pemasaran yang satu ini banyak ditemui dalam digital marketing tanpa disadari. Oleh karena itu, teknik penjualan dengan covert selling ini mungkin bisa menjadi salah satu solusi bagi pemilik usaha.

Baca Juga: 4 Cara Menghadapi Persaingan Usaha dan Tips Bagi UMKM

Contoh Covert Selling dalam Bisnis

contoh covert selling
Foto: Kantung Belanja Sales (pexels.com)

Sebenarnya, ada berbagai contoh penerapan covert selling yang seringkali tidak disadari pelanggan. Apa saja? Berikut di antaranya:

1. Buy Now, Save Later

Kamu mungkin pernah melihat tanda “Buy Now, Save Later” ketika berbelanja di sebuah toko. Nah, itu merupakan salah satu teknik covert selling.

Sebenarnya, tanda promosi tersebut merupakan strategi pemasaran terselubung yang seringkali tak disadari oleh pelanggan.

Pelanggan yang mungkin tidak benar-benar membutuhkan produk dengan tanda itu mungkin tetap akan membeli karena tersugesti bisa lebih hemat jika membelinya sekarang juga.

2. Pengharum dan Warna Toko

Teknik lainnya yang mungkin termasuk dalam covert selling adalah dengan menggunakan pengharum atau warna tertentu pada toko mereka.

Pernahkah kamu mencium aroma roti atau kopi yang sangat menggugah selera ketika berkunjung ke sebuah kedai?

Secara tidak langsung, alam bawah sadar kamu akan menarikmu untuk membeli makanan atau minuman tersebut.

Selain aroma, warna ruangan di toko atau kemasan produk juga bisa memengaruhi pelanggan untuk membeli, lho.

Hal itu disebut dengan psikologi warna. Karena sesungguhnya, ada warna-warna tertentu yang bisa menciptakan persepsi atau persona pembeli.

Baca Juga: 3 Tips Cross Selling yang Penting Bagi Bisnis

3. Diskon dengan Syarat Tertentu

Teknik pemasaran tidak langsung lainnya yang tak terlalu terkesan sebagai penawaran pada pelanggan, yakni memberikan diskon tetapi dengan beberapa syarat tertentu.

Misalnya, pelanggan harus membeli produk dengan jumlah tertentu atau seharga yang ditetapkan penjual.

Secara tidak langsung, mereka pun akan menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli produk tersebut.

4. Penawaran Terbatas

Flash sale atau penawaran terbatas lainnya juga bisa saja termasuk dalam covert selling.

Penawaran yang dilakukan dalam tenggat waktu tertentu bisa mendorong pelanggan untuk terburu-buru dan ingin melakukan pembelian sesegera mungkin.

Selain penawaran dalam jangka waktu tertentu, penjual juga mungkin memberikan penawaran menarik lain. Misalnya, diskon 50% untuk pembelian produk kedua.

Trik pemasaran yang satu ini biasanya efektif dalam menarik pelanggan karena mereka cenderung mudah tergoda untuk berhemat.

5. Letak Barang yang Dijual

Strategi marketing lainnya yang sering kali tidak disadari oleh pelanggan ialah posisi atau letak barang.

Penjual yang cerdas, biasanya akan meletakkan produk yang ingin segera terjual setinggi mata sehingga mereka akan lebih mudah diperhatikan.

Sementara produk lainnya, akan dibuat setinggi atau serendah mungkin dari pandangan pelanggan.

Baca Juga: Apa Itu Up Selling? Ini 3 Tips dan Manfaatnya

Strategi Covert Selling untuk Meningkatkan Penjualan

tips covert selling
Foto: Strategi Covert Selling (pexels.com)
shopee pilih lokal

Lantas, bagaimana cara menerapkan covert selling ini untuk meningkatkan penjualan usaha kamu? Berikut tips yang bisa kamu lakukan:

1. Curi Perhatian Pelanggan dengan Cerita

Teknik covert selling atau pemasaran terselubung ini harus dilakukan sehati-hati mungkin sehingga pelanggan tidak berpikiran bahwa kamu sedang berjualan.

Oleh karena itu, kamu bisa menarik perhatian pelanggan melalui cerita. Buatlah cerita yang bisa membuat para pembaca menjadi dekat dan merasa relevan.

Misalnya, dengan mengungkapkan masalah dan menawarkan produk sebagai solusinya.

Ketika pelanggan merasa sedang menghadapi situasi yang sama dengan tokoh yang diceritakan, mereka lebih mungkin untuk tertarik dengan penawaran kamu.

Baca Juga: Gamification adalah Cara Pemasaran Unik, Ini Penjelasannya

2. Data Pendukung untuk Meningkatkan Kredibilitas

Strategi covert selling berikutnya yang bisa kamu terapkan untuk meningkatkan penjualan, yakni dengan memberikan data pendukung.

Kamu bisa menambahkan data dan fakta yang meliputi angka hasil survei, informasi dari penelitian, atau hal lainnya untuk meningkatkan kredibilitas brand.

Meski pelanggan biasanya lebih mudah percaya dari review atau testimoni dari pelanggan lainnya, tetapi menambahkan data juga dapat meningkatkan potensi pembelian.

3. Beri Sentuhan Visual yang Menarik

Jangan lupa untuk selalu memberikan sentuhan visual dalam cerita agar pelanggan tertarik. Karena perlu kamu ketahui, mayoritas pelanggan akan tertarik dengan tampilan atau visualisasi produk.

Dalam hal ini, kamu bisa menambahkan gambar atau video dari hasil pemakaian produk yang telah diceritakan.

Dengan hasil yang nyata, pelanggan pun akan lebih mudah terdorong untuk melakukan pembelian. Tambahan visual itu akan membuat mereka penasaran dan ingin mencoba.

Namun, pastikan kamu menambahkan gambar atau video yang asli, ya. Jangan sampai pelanggan merasa dibohongi karena testimoni palsu tersebut.

Cara tersebut mungkin akan berhasil untuk menarik pelanggan, tetapi bisa juga membawa kerugian di masa mendatang. Jadi, bersikaplah jujur dan realistis dalam berjualan.

Baca Juga: Kenali 4 Perilaku Konsumen Berikut Agar Bisnismu Makin Untung!

4. Sentuh Emosi Pelanggan

Tips selanjutnya yang bisa lakukan dalam menerapkan covert selling adalah dengan menyentuh sisi emosi calon pelanggan.

Cobalah untuk membuat cerita yang bisa menumbuhkan rasa simpati dan empati sehingga target pasar kamu berubah menjadi calon pelanggan potensial.

Lengkapi cerita tersebut dengan studi kasus secara nyata dan usahakan untuk menjelaskannya secara langsung dari orang yang bersangkutan, bukan dari mulut ke mulut.

Misalnya, ketika kamu menjual produk pelangsing dan berhasil membuat salah satu pelanggan mendapatkan berat badan yang ideal.

Coba mintalah mereka untuk menceritakan pengalamannya secara langsung pada pelanggan agar lebih dipercaya.

Cerita tersebut bisa kamu kemas dalam bentuk rekaman audio atau video untuk mendukung pemasaran produk.

5. Bermain dengan Kata-kata

Untuk membuat pelanggan tertarik membeli produk atau layanan yang kamu tawarkan, bermain kata-kata bisa menjadi kunci covert selling.

Jadi, ceritakan atau tuliskanlah materi pemasaran kamu dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pelanggan.

Jelaskan dengan cara menyenangkan melalui cerita atau story telling. Dengan penyampaian cerita yang baik, sisi emosi pelanggan bisa lebih tersentuh dan mudah percaya pada penawaran yang kamu ajukan.

Berbeda dari hard selling yang disertai dengan ajakan bertindak secara terang-terangan untuk membeli, covert selling membutuhkan susunan bahasa yang lebih hati-hati pada pelanggan.

Namun, tetap bisa mendorong pendengar atau pembacanya untuk membeli produk dan layanan yang ditawarkan.

Baca Juga: 9 Cara Promosi Unik dan Kreatif untuk Bisnis

Itu dia penjelasan seputar covert selling yang bisa kamu terapkan dalam memasarkan produk atau layanan. Semoga berhasil, ya!

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X