Pengertian AIDA dan 4 Contoh Penerapannya dalam Bisnis

Share this Post

Table of Contents
shopee gratis ongkir

Apa itu AIDA? Ini adalah model yang diimplementasikan dalam pemasaran. AIDA merupakan singkatan dari awareness, interest, desire, dan action.

Perjalanan konsumen mulai dari menemukan produk hingga mengambil tindakan pembelian, semuanya tergambarkan dalam model ini.

Ada strategi yang perlu dilakukan oleh pemasar dalam tiap tahapan perjalanan konsumen. Tentunya, strategi tersebut dijalankan agar konsumen terus melaju hingga tahap akhir.

Dalam artikel ini dijelaskan seluk-beluk AIDA. Mulai dari pengertiannya, rumusan dan konsepnya, hingga contoh penerapannya.

Baca Juga: 7 Beauty Influencer Terpopuler di Indonesia, Adakah Idolamu?

Pengertian AIDA

AIDA
Foto: Pengertian AIDA dalam Bisnis (Freepik.com)

Melansir Smart Insights, AIDA adalah sebuah model yang mengidentifikasi tahapan kognitif yang dilalui seseorang selama proses pembelian suatu produk atau layanan.

Istilah ini adalah funnel pembelian yang orang bisa saja bolak-balik dari satu tahapan ke tahapan lain, untuk mendukung dalam melakukan pembelian akhir.

AIDA bukan lagi hubungan murni antara pembeli dan perusahaan. Media sosial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya.

Hal ini karena media sosial telah memperluasnya untuk mencapai berbagai tujuan AIDA melalui informasi dari pelanggan lain melalui jejaring sosial dan komunitas.

AIDA itu sendiri merupakan singkatan dari awareness (kesadaran), interest (minat), desire (keinginan), dan action (tindakan). Model ini dikembangkan oleh pengusaha Amerika, yakni E. St. Elmo Lewis pada 1898.

Lewis dapat dianggap sebagai pelopor penggunaan metode ilmiah untuk merancang proses periklanan dan penjualan.

Tujuan utama diciptakan model ini, yaitu untuk mengoptimalkan penjualan, khususnya interaksi antara penjualan dan pembeli mengenai produk.

Lewis melihat iklan sebagai jenis “pelatihan” atau edukasi untuk membantu penerima manfaat. Model AIDA yang dibuatnya dianggap sebagai warisan penting, karena formulanya masih digunakan hingga kini, bahkan diterapkan ke digital marketing.

AIDA dapat digunakan pada pemasaran standar, misalnya untuk merencanakan dan menganalisis efektivitas kampanye public relations (PR).

Dalam e-commerce, efektivitas presentasi produk dapat dianalisis menggunakan empat aspek dalam AIDA.

Baca Juga: Kenali Perusahaan Go Public dari Arti, Manfaat, dan Syaratnya

Rumusan dan Konsep AIDA

jenis product knowledge
Foto: Konsep AIDA dalam Bisnis (iStock Photo)
shopee pilih lokal

Seperti yang disebutkan sebelumnya, model ini terdiri dari empat aspek. Keempatnya, yaitu awareness (kesadaran), interest (minat), desire (keinginan), dan action (tindakan).

Keempatnya merupakan tahapan yang dilalui pembeli dan kita bisa menganalisisnya dari situ. Berikut ini penjelasan terperinci mengenai masing-masing tahapan.

1. Tahap Pertama: Awareness

Bagian ini seringkali diabaikan oleh banyak pemasar. Mereka mengasumsikan produk atau jasa sudah mendapatkan perhatian konsumen, padahal bisa saja belum.

Tahapan ini mengajari agar tidak mengandalkan asumsi bahwa semua orang sudah mengetahui produkmu.

Salah satu pendekatan terbaik untuk menarik perhatian konsumen, yakni membuat “gangguan kreatif” atau creative disruption.

Hal ini dilakukan dengan memecah pola perilaku melalui pesan yang sangat kreatif. Kamu bisa melakukannya dengan beberapa cara.

Pertama, menempatkan iklan di situasi atau lokasi tak terduga. Ini sering disebut sebagai pemasaran gerilya.

Kedua, menciptakan kejutan dalam iklan melalui citra yang provokatif. Ketiga, menyampaikan pesan yang ditargetkan secara intens, sering disebut sebagai persinalisasi.

Pada dasarnya, tujuan dilakukan semua hal ini, yakni untuk membuat konsumen sadar produk atau layananmu ada.

2. Tahap Kedua: Interest

Menciptakan interest atau minat bisa menjadi pekerjaan yang sulit. Jika suatu produk atau layanan pada dasarnya tidak menarik, kamu bisa kesulitan menciptakan minat pada konsumen.

Untuk menciptakannya, pastikan informasi iklan terpecah dalam beberapa bagian dan mudah dibaca. Tentunya disertai subjudul dan ilustrasi yang menarik.

Fokus pada apa yang paling relevan untuk target pasarmu, dalam kaitannya dengan produk atau layananmu. Jadi, sampaikan pesan terpenting yang ingin kamu komunikasikan kepada konsumen.

3. Tahap Ketiga: Desire

Tahap kedua (interest) dan ketiga model AIDA berjalan bersamaan. Penting bagimu untuk membantu pelanggan menyadari mengapa mereka membutuhkan produk atau layananmu, karena kamu sudah membangun minat mereka sebelumnya.

Kamu perlu berstrategi dalam menyajikan konten dan info komersial yang membuat konsumen makin menginginkan produk tersebut.

Sampaikan kepada audiens mengenai nilai produk atau layanan, dan mengapa mereka membutuhkannya dalam hidup mereka.

4. Tahap Keempat: Action

Langkah terakhir dari model AIDA, yaitu membuat konsumen memulai tindakan. Pemasaran tentu harus diakhiri dengan ajakan bertindak.

Ajakan ini dirancang untuk mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen.

Pemasaran yang baik harus menimbulkan rasa urgensi yang memotivasi konsumen untuk mengambil tindakan sekarang juga.

Salah satu metode yang umum digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, yakni membuat penawaran terbatas. Contohnya dengan kuota 100 orang pertama atau hanya berlaku selama beberapa hari saja.

Baca Juga: Waspada Marketing Myopia dalam Berbisnis, Ini Penyebabnya!

Contoh Penerapan AIDA dalam Bisnis

Pengertian AIDA dan 4 Contoh Penerapannya dalam Bisnis
Foto: Contoh Penerapan AIDA (iStock Photo)
shopee pilih lokal

Jika kamu menggunakan model AIDA dalam penyusunan strategi campaign, kamu bisa mendapatkan kontrol lebih besar atas jalur prospekmu ke keputusan pembelian.

Saat konsumen maju melalui setiap tahap model, mereka akan mengembangkan emosi tertentu terhadap produk atau layananmu.

Hal ini karena mereka mempelajari merekmu secara lebih mendalam, hingga akhirnya mereka melakukan tindakan.

Lalu, bagaimana contoh penerapan AIDA dalam bisnis? Berikut ini sejumlah cara yang dapat kamu lakukan untuk mengimplementasikannya.

1. Menarik Perhatian

Jika konten yang kamu sajikan dapat menarik perhatian dan melibatkan audiens target secara mendalam, mereka akan mulai penasaran dengan yang dilakukan perusahaanmu.

Pemasaran konten yang efektif merupakan salah satu metode untuk menarik audiens ke situs webmu.

Jika kamu membuat konten yang memecahkan masalah mereka dan fokus pada hasrat mereka, kamu dapat menarik mereka serta memberikan solusi.

Ketika dijalankan secara efektif, audiens targetmu harus dapat menemukan konten mengenai perusahaanmu melalui berbagai saluran. Misalnya Google, media sosial, dan sebagainya.

2. Hasilkan Minat

Setelah audiens targetmu tertarik dengan produk atau jasamu, mereka tentu ingin mempelajarinya lebih dalam. Kamu tentu harus mendukungnya dengan konten persuasif dan menarik.

Katakanlah pemasaran kontenmu efektif dalam menarik audiens ke situs web untuk belajar mengenai kebutuhan atau masalah yang mereka miliki.

Kemudian, kamu dapat menciptakan ikatan emosional dengan menyajikan cerita menarik yang menunjukkan alasan di balik solusimu.

Cerita beresonansi dengan manusia. Ini merupakan cara sederhana untuk menyampaikan informasi dengan cara yang mengundang empati dan rasa ingin tahu.

Baca Juga: Kontroversi Holywings “Muhammad-Maria”, Catat 7 Etika Media Sosial Marketing Ini!

3. Timbulkan Hasrat

Ketika minat audiens target sudah timbul, hal selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah mengubahnya. Ubah minat itu menjadi keinginan atau hasrat untuk memiliki produk atau layananmu.

Hal ini harus diperkuat dengan menumbuhkan kepercayaan mereka terhadap merekmu. Untuk melakukan ini, tetap sajikan konten bagi audiens.

Pastikan mereka berlangganan newsletter, mengikutimu di media sosial, dan menyimpan penawaranmu. Makin banyak interaksi yang dilakukan, makin tinggi tingkat kepercayaan.

4. Timbulkan Aksi

Apa gunanya membuat konten dan membangun hubungan yang mendalam dengan audiens target, jika tidak ada langkah selanjutnya yang jelas?

Jadi, setelah hasrat untuk membeli muncul di benak mereka, berikan mereka kesempatan untuk mengambil tindakan.

Apa pun langkah selanjutnya yang dilakukan audiens, kamu harus memaksa mereka untuk merespons. Hal ini dilakukan dengan ajakan bertindak dengan cara halus tetapi intens.

Call to action atau CTA untuk “langkah selanjutnya” dari penawaranmu harus menonjol, jelas, dan tidak rumit. Dalam e-commerce, misalnya, dapat berupa tombol untuk lanjut ke pembelian.

Bisa juga banner atau panduan yang menjelaskan tindakan apa yang harus audiens ambil dan apa yang mereka dapatkan setelah melakukan aksi.

Dengan menghilangkan gesekan dalam proses, kamu meningkatkan kemungkinan keberhasilan.

Baca Juga: 22 Nama Toko yang Bermakna Sukses, Bisa Jadi Inspirasi!

Demikian penjelasan mengenai model AIDA. Model ini cukup sederhana, sehingga kamu dapat mengaplikasikannya terhadap strategi pemasaranmu.

Sumber:

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X