Pengertian Jurnal Penutup, Fungsi, dan Cara Membuatnya

Share this Post

Table of Contents
shopee gratis ongkir

Jurnal penutup merupakan bagian akhir dari siklus akuntansi. Berikut ini penjelasan lengkapnya!

Dalam siklus akuntansi, bagian akhir adalah menyiapkan laporan yang digunakan sebagai alat untuk meninjau atau melakukan peninjauan keuangan perusahaan. Dalam hal ini terutama perusahaan dagang.

Lantas, apa itu jurnal penutup? Seperti apa metode dan cara membuatnya? Yuk, kita simak dan pelajari langsung dalam kesempatan kali ini!

Baca Juga: Apa Itu Jurnal Umum? Ini 5 Fungsi dan Cara Membuatnya!

Pengertian Jurnal Penutup

Pengertian Jurnal Penutup, Fungsi, dan Cara Membuatnya
Foto: Grafik Keuangan Perusahaan (iStockphoto.com)

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa jurnal penutup adalah bagian akhir dari siklus akuntansi. Jurnal penutup juga disebut sebagai entri penutup.

Dilansir dari Investopedia, jurnal penutup adalah salah satu bagian dari laporan keuangan yang disusun di akhir periode pembukuan perusahaan dagang.

Bagian dari laporan ini, dapat digunakan untuk menutup akun nominal untuk menyiapkan neraca keuangan akhir periode.

Entri penutup dibuat pada diakhir periode akuntansi untuk menutup akun pada laporan laba/rugi dan akun prive atau penarikan modal oleh pemilik.

Entri penutup juga merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang digunakan untuk menutup akun nominal sementara.

Saldo di akun tersebut akan menjadi “nol” di awal periode karena proses penutupan yang terjadi. Di mana akun yang ditutup merupakan akun nominal dan akun pembantu modal.

Dalam hal ini, yang termasuk dalam akun nominal adalah pendapatan dan beban, sementara yang termasuk akun pembantu modal adalah prive dan akhtisar laba/rugi.

Ketika entri penutup sudah diposting ke setiap akun, maka akan ada perkiraan yang tepat (sebenarnya) terkait asset (harta), liabilities (kewajiban) dan capital/equity (ekuitas).

Baca Juga: Cara Membuat Buku Besar, Penting dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Tujuan dan Fungsi Jurnal Penutup

jurnal penutup
Foto: Menghitung Keuangan Perusahaan (iStockphoto.com)
shopee pilih lokal

Dari penjelasan di atas, tentu entri penutup memiliki tujuan dan fungsi dalam konteks akuntansi dan urusan finansial sebuah perusahaan.

Adapun tujuan dan fungsi dari jurnal penutup yaitu sebagai berikut:

  • Untuk menutup saldo pada semua perkiraan sementara agar perkiraan menjadi nol kembali.
  • Untuk membuat saldo akun modal sesuai jumlahnya dengan keadaan pada akhir periode, sehingga akan sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan dalam neraca.
  • Untuk memisahkan transaksi akun beban dan pendapatan agar tidak tercampur dengan jumlah nominal di tahun sebelumnya sehingga menimbulkan kesulitan.
  • Untuk memberikan neraca awal di periode berikutnya ketika penutupan buku selesai.
  • Untuk mempermudah pemeriksaan akibat transaksi yang telah dipisah dari periode sebelum dan setelahnya.
  • Untuk memberikan informasi mengenai keadaan sebenarnya yang meliputi harta, kewajiban dan ekuitas setelah penutupan buku.

Menyimak daftar tujuan dan fungsi dari jurnal penutup di atas, peran penting bagian akhir dari sirkulasi akuntansi keuangan dipegang oleh jurnal penutup.

Maka dari itu, keberadaan jurnal ini pun tidak bisa diabaikan karena bagian dari sirkulasi itu sendiri.

Kamu juga perlu tahu, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk membuatnya. Simak penjelasan lebih lengkap berikut ini, ya.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Penjelasan Lengkap Mengenai Laporan Arus Kas

Metode Jurnal Penutup

Jurnal penutup
Foto: Mencatat Pembukuan Keuangan (iStockphoto.com)
shopee pilih lokal

Dalam proses pembuatannya, terdapat dua metode yang bisa digunakan dalam pencatatan jurnal penutup perusahaan dagang.

Agar penjelasan lebih jelas terkait metode pembuatan jurnal ini, kamu bisa simak dan pahami penjelasan di bawah ini:

1. Metode Periodik

Metode pertama adalah metode periodik.

Metode ini digunakan oleh perusahaan dagang yang menjual produknya secara eceran dengan harga yang terjangkau dan memiliki pencatatan yang dilakukan setiap akhir periode.

Metode ini pun memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat melacak jumlah persediaan barang pada rentang waktu tertentu.

Maka, perhitungan barang hanya dilakukan dengan proses penghitungan fisik pada setiap periode sesuai dengan jumlah barang yang tersedia.

Oleh karenanya, metode ini tidak pas digunakan oleh perusahaan dengan skala besar dengan jumlah barang yang masuk dan keluar cukup tinggi.

Sederhananya, metode periodik hanya dapat dilakukan jika ada transaksi (posisi debit) dan penjualan (posisi kredit).

2. Metode Perpetual

Metode kedua yaitu metode perpetual yang merupakan kebalikan dari metode periodik.

Metode pencatatan perpetual sangat cocok digunakan oeh perusahaan yang menjual produk dengan nilai tinggi.

Karena metode perpetual dilakukan secara rinci dan terus menerus atas semua transaksi yang dilakukan, sehingga pencatatannya menjadi lebih rinci dan detail.

Keuntungan dari metode ini yaitu keakuratan pencatatan yang lebih tinggi dan persediaan jumlah barang yang dapat diketahui secara detail kapan pun juga.

Karena pencatatan setiap pembelian akan dimasukkan ke dalam akun persediaan pada debit dan transaksi pembelian akan mencatat persediaan dengan harga pokok pada kredit.

Baca Juga: Contoh Jurnal Penerimaan Kas dan Fungsinya Bagi Bisnis

Dari dua metode di atas, ada hal penting lain yang perlu kamu ketahui terkait jurnal penutup, yaitu tentang ketentuan akun dalam pembuatan jurnal.

Karena jurnal ini dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup beberapa akun yaitu akun pendapatan, akun beban, akun laba/rugi, dan akun prive yang memindahkan saldo ke akun permanen dalam buku besar.

Maka dari itu, jurnal dapat dibuat jika laporan keuangan tahunan telah disusun.

Terdapat beberapa komponen atau dokuman yang digunakan sebagai dasar menyusun jurnal dan juga sebagai ketentuan dalam membuat jurnal, yaitu:

1. Akun Pendapatan

Ini merupakan penghasilan yang didapatkan oleh perusahaan yang terbagi menjadi dua.

Pertama penghasilan langsung dari kegiatan dagang (penjualan barang/jasa) dan pendapatan dari luar kegiatan dagang seperti penjualan mesin, sewa gedung dan lain sebagainya.

Penutupan akun pendapatan dapat dilakukan dengn memindahkan saldo ke akun laba/rugi.

2. Akun Beban

Ini merupakan akun pengobanan yang telah dilakukan dalam proses usaha untuk memperoleh pendapatan.

Akun ini berisi beban langsung dalam kekuatan usaha seperti biaya listrik, biaya sewa serta gaji karyawan dan juga beban di luar kegiatan usaha seperti bunga bank dan lainnya.

Untuk menutupi akun dapat dilakukan dengan memindahkan saldo ke akun laba/rugi.

3. Akun Laba atau Rugi

Untuk menutupi akun laba/rugi, dapat dilakukan dengan memindahkan saldo ke akun modal.

Ada dua kondisi yang dapat terjadi, pertama laba (pendapatan lebih besar dari beban), lalu kedua rugi (pendapatan lebih kecil dari beban).

Jika laba terjadi, maka akun ikhtisar didebitkan dan akun modal dikreditkan. Namun bila rugi yang terjadi, maka akun modal didapatkan dan akun laba/rugi akan dikreditkan.

4. Akun Prive

Ini merupakan akun yang mencatat pengeluaran pribadi pemilik usaha yang ada pada perusahaan dengan skala kecil.

Maka dari itu, harus dilakukan pencatatan dalam buku atau jurnal penutup karena akan mempengaruhi posisi modal.

Akun ini disandingkan dengan akun modal, yaitu pengeluaran prive dikategorikan sebagai penarikan modal pribadi dari pemilik usaha.

Untuk saldo laba bersih, dicatat dengan jurnal penutup.

Beberapa kondisi tersebut merupakan bagian penting atau komponen yang dibutuhkan untuk membuat entri penutup.

Dengan sebuah kondisi di atas yang terpenuhi, maka pembuatan entri penutup bisa dilakukan oleh perusahaan dan membuat perusahaan memasuki periode akhir akuntasinya.

Selanjutnya tinggal melakukan evaluasi terkait segala hal yang terjadi agar perusahaan bisa lebih baik dan lebih berkembang lagi ke depannya.

Baca Juga: Ini 9 Contoh Laporan Keuangan dan Penjualan yang Perlu Kamu Tahu!

Cara Membuat Jurnal Penutup

Pengertian Jurnal Penutup, Fungsi, dan Cara Membuatnya
Foto: Cara Membuat Jurnal Penutup (iStockphoto.com)
shopee pilih lokal

Lantas, bagaimana cara membuat jurnal tersebut? Jurnal yang dibuat tentu tergantung bentuk perusahaannya.

Apakah perusahaan tersebut berupa PT, CV, Firma, ataupun perusahaan Perseorangan, karena struktur modal dari jenis perusahaan tentu berbeda.

Entri penutup akan mengatur saldo semua akun sementara ke nol untuk periode berikutnya.

Adapun langkah dan cara membuat entri jurnal atau closing entries adalah sebagai berikut:

1. Menutup Tipe Akun Penjualan yang Mempunyai Posisi Saldo di Kredit

Pertama, akun pendapatan akan ditutup kemudian saldo kreditnya akan dipindahkan ke akun kliring yang dikenal dengan istilah income summary (ringkasan pendapatan).

Ada dua akun berbeda dalam saldo kredit, pertama akun pendapatan penjualan dan akun pendapatan bunga. Artinya, pendapatan penjualan + pendapatan bunga = ringkasan pendapatan.

2. Menutup Akun Biaya dan Kontra-Pendapatan

Selanjutnya dengan memindahkan saldo debit ke dalam akun pengeluaran dan akun kontra-pendapatan ke akun ringkasan pendapatan.

Akun yang akan ditutup yaitu akun diskon penjualan, retur penjualan, biaya operasional, biaya administrasi, dan biaya bunga.

Semua saldo dari akun akan dipindahkan ke ringkasan pendapatan.

3. Menutup Akun Ringaksan Pendapatan ke Akun Laba Ditahan

Lalu, memindahkan saldo akun ringkasan pendapatan ke akun laba ditahan. Namun, posisi debit dan kredit pada akun ringkasan pendapatan harus dilakukan penyesuaian.

Nominalnya harus sama dengan laba atau rugi bersih yang tertera pada laporan laba/rugi.

Artinya, laba ditahan = ringkasan pendapatan ( jumlah saldo pendapatan penjualan dan pendapatan bunga – diskon penjualan, retur penjualan, biaya operasional, biaya administrasi dan biaya bunga)

Baca Juga: Mengenal 4 Jenis Jurnal Khusus dan Fungsinya Dalam Bisnis

4. Menutup Akun Dividen ke Laba Ditahan

Selanjutnya yaitu memindahkan saldo debet dari akun dividen ke akun laba ditahan. Akun dividen adalah penghasilan yang menjadi hak bagi investor sesuai kesepakatan.

Maka dari itu, harus didebitkan dari akun ekuitas laba yang ditahan.

5. Membuat Laporan Laba Ditahan

Bagian akhirnya yaitu membuat laporan laba ditahan yang dapat dibuat seperti berikut.

Laaba ditahan (pada bulan Januari tahun berjalan) + laba ditahan/laba bersih (sesuai dengan laporan laba/rugi) – dividen = laba ditahan (31 Desember tahun berjalan).

Setelah mengetahui cara membuatnya di atas, tentu akan lebih mudah memahaminya dengan contoh.

Misalnya, PT Sinar Jaya per 31 Desember 2021 memperoleh pendapatan sebesar Rp200.000.000

PT Sinar Jaya juga mengeluarkan sejumlah biaya yaitu:

  • Biaya gaji: Rp20.000.000
  • Biaya perlengkapan: Rp10.000.000
  • Biaya penyusutan perlengkapan: Rp3.000.000
  • Biaya penyusutan bangunan: Rp5.000.000
  • Biaya beban bunga: Rp2.000.000

Sementara, PT Sinar Jaya memiliki nilai laba yang ditahan sejumlah Rp50.000.000 dan dividen sejumlah Rp30.000.000.

Artinya, data di atas menjadi dasar untuk membuat entri penutup sebuah perusahaan.

Tujuannya agar memiliki pendataan keuangan yang baik dan benar. Dari data tersebut dapat dijadikan sebagai perhitungan dan menentukan langkah untuk perusahaan sebelumnya.

Baca Juga: Perhitungan Bisnis Warung Indomie, Modal Cuma Rp800 Ribu?

Nah, dari penjelasan di atas kamu sudah mengetahui seperti apa jurnal penutup untuk dipraktikkan dalam membuat laporan.

Semoga penjelasan di atas membantu untuk merapikan keuangan perusahaanmu, ya!

Sumber:

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X