Ronny Lukito, Pemilik Eiger yang Sukses Mendunia!

Share this Post

pemilik eiger
Table of Contents
shopee gratis ongkir

Ketika mencari produk outdoor, yang terlintas di pikiran kita pasti brand Eiger. Bagaimana brand lokal ini bisa begitu lekat di hati masyarakat, simak kisah bisnis dan pemilik Eiger di sini.

Namun yang jadi pertanyaan selanjutnya, siapakah pemilik Eiger? Ia adalah Ronny Lukito, pria kelahiran 15 Januari 1962 yang memulai langkah suksesnya di Bandung.

Perjalanan Ronny membangun bisnisnya tidaklah mudah. Ronny muda bukanlah anak yang berasal dari keluarga berada dan mendapatkan banyak privilege.

Ia membantu kedua orang tuanya berjuang membangun bisnis untuk memperbaiki hidup keluarga. Ronny bahkan harus keliling berjualan susu.

Pemilik Eiger dengan nama perusahaan PT Eigerindo Multi Produk Industri ini, kini memiliki sejumlah brand ternama terkait produk outdoor dan tas.

Selain Eiger, ada banyak brand lain yang Ronny kembangkan, seperti Exsport, Bodypack, Outlive, dan sebagainya.

Baca Juga: 5 Ide Bisnis Kertas Bekas, Olah Limbah Jadi Uang!

Seluk-Beluk Bisnis Eiger

Pemilik Eiger
Foto: Produk Eiger (Instagram.com/eigeradventure)

Para anak pencinta gunung pasti sudah kenal dengan produk Eiger, bahkan mereka pasti setidaknya pernah menggunakan produk Eiger.

Ronny Lukito sebagai pemilik Eiger, meluncurkan brand ini pada 1989. Brand ini memang dikhususkan menjual produk yang memenuhi kebutuhan perlengkapan dan peralatan bagi para penggiat alam terbuka.

Mengutip dari situs resmi Eiger, nama Eiger terinspirasi dari Gunung Eiger berketinggian 3.970 mdpl. 

Gunung tersebut merupakan gunung tersulit ketiga untuk didaki di dunia. Lokasinya ada di Bernese Alps, Swiss.

Seiring perkembangan waktu, Eiger mengembangkan produk hingga menjadi tiga kategori, tidak hanya menyediakan peralatan mendaki gunung.

Kategori pertama, yaitu mountaineering yang berorientasi pada kegiatan pendakian gunung. 

Kedua, yaitu riding yang fokus pada penjelajahan sepeda motor. Adapun kategori ketiga adalah Authentic 1989.

Kategori ketiga ini muncul karena terinspirasi dari gaya klasik para pencinta kegiatan petualangan alam terbuka. Authentic 1989 diwujudkan dalam desain yang kasual dan stylish.

Eiger kini tersedia di lebih dari 350 toko fisik di Indonesia. Jaringan distribusinya juga sudah terbentuk di seluruh Indonesia, bahkan hendak bersiap ekspansi hingga ke mancanegara.

Eiger juga memiliki pabrik utama yang berlokasi di Katapang, Kabupaten Bandung. Pabrik ini dapat dikatakan cukup mencolok di Kabupaten Bandung.

Selain desain bangunannya yang mencolok, fasilitas pabrik ini lengkap.

Terdapat ruangan yang luas, modern, dan nyaman yang bisa digunakan pegawai untuk melakukan aktivitas olahraga hingga keagamaan. 

Baca Juga: Ide Bisnis Perlengkapan Outdoor, Berikut Tipsnya

Lini Bisnis PT Eigerindo Multi Produk Industri

Pemilik Eiger
Foto: Ilustrasi Kegiatan di Gunung (Unsplash.com)
shopee pilih lokal

Selain Eiger, ada banyak brand lain yang dimiliki oleh PT Eigerindo Multi Produk Industri.

Adanya brandbrand ini, tentu saja untuk memenuhi kebutuhan pasar di segmentasi lain selain pencinta gunung.

Berikut ini daftar brand yang dimiliki Ronny, sang pemilik Eiger.

1. Exsport

Eiger merupakan produk yang paling dikenal dan lekat dengan nama Ronny Lukito. Namun tak banyak yang tahu bahwa Eiger bukanlah merek pertama yang dibuat Ronny, melainkan Exsport.

Brand ini sudah hadir sejak 1979 dan menjadi brand tas paling pertama yang dimiliki Ronny. 

Pemilik Eiger ini memulai bisnis tas hanya dengan dua mesin jahit, yang kemudian berkembang menjadi besar.

Sepanjang perjalanan hidup Exsport, gaya dan segmentasinya berubah dari waktu ke waktu. Pada 1979 hingga 2004, Exsport mengusung gaya kampus klasik.

Pada 2005-2006 gaya Exsport lebih ke arah sporty yang maskulin. Namun gaya ini cepat berubah menjadi sporty casual pada 2007 hingga 2009.

Namun melihat pasar Exsport yang lebih menguntungkan pada segmentasi tas perempuan, gayanya berubah lagi ke arah feminin yang ceria.

Baca Juga: Cara Daftar Franchise Burger Bangor, Hasilnya Menggiurkan!

2. Bodypack

Brand selanjutnya punya Ronny sang pemilik Eiger, yaitu Bodypack. Brand ini muncul dan berkembang sejak 1996 yang memenuhi kebutuhan gaya hidup dan style kaum urban.

Menurut Bodypack sendiri melalui situs resminya, brand ini hadir sebagai pelopor desain, produksi, serta distribusi digital case di Indonesia.

Bodypack menyediakan produk tas dan aksesori yang bisa memudahkan penggunanya membawa barang-barang elektronik, semacam laptop, kamera, dan sebagainya.

3. Outlive

Jika Exsport memenuhi kebutuhan gaya hidup perempuan urban dan Bodypack untuk laki-laki kaum urban, Outlive merupakan distributor brand-brand luar negeri.

Selain Eiger, ada banyak brand produk outdoor ternama lainnya di luar negeri.

Semua produk dari brand ini dapat diakses di Outlive, baik pembelian secara online maupun melalui toko.

Tujuan adanya Outlive, yakni untuk melengkapi produk yang belum mampu dibuat oleh Eiger. Jadi, brand-brand ini hadir untuk melengkapi kebutuhan outdoor di Indonesia.

Beberapa brand internasional yang bisa didapat di Outlive, yaitu Osprey, Kavu, Sea to Summit, Firemaple, Treksta, Coghlans.

Baca Juga: 7 Pengusaha Sukses Wanita Indonesia, Ada yang Masuk Forbes 30 Under 30!

Perjalanan Bisnis Ronny Lukito, Sang Pemilik Eiger

Pemilik Eiger
Foto: Logo Eiger (Eigeradventure.com)
shopee pilih lokal

Seperti yang disebutkan di atas, perjalanan bisnis Ronny Lukito sebagai pemilik Eiger tidaklah mudah.

Ia harus merintis bisnis tasnya dari nol. Dimulai dari dua mesin jahit pemberian orang tuanya, Ronny berhasil membangun kerajaan bisnisnya saat ini. 

Ini dia sekelumit kisah perjalanan bisnis pemilik Eiger, Ronny Lukito.

1. Ingin Jadi Montir

Ronny muda ternyata tidak pernah terpikirkan untuk menjalankan bisnis tas. Karena kesukaannya terhadap motor, ia bercita-cita suatu hari jadi montir dan membuka bengkel.

Namun karena ingin membantu kedua orang tuanya, Ronny pun mengalihkan cita-citanya. 

Mengetahui keluarganya mengalami kesulitan ekonomi, sang pemilik Eiger ini sedari muda memang senang membantu kedua orang tuanya.

Sebelum berangkat sekolah, Ronny biasa berjualan susu. Hal ini ia lakukan selama kurang lebih dua tahun.

Ronny juga pernah mendapat pekerjaan di bengkel. Meski diupah Rp6.000 per minggu, ia merasa bangga karena melakukan apa yang ia suka.

Barulah pada 1979, Ronny diminta untuk melanjutkan bisnis tas orang tuanya yang sudah dimulai sejak 1976.

2. Cikal Bakal Exsport

Saat merintis bisnis tas pada 1979, Ronny hanya punya Rp150.000 di tabungannya. Ditambah uang orang tuanya sebesar Rp150.000, punya modal awal Rp300.000.

Dengan dua mesin jahit warisan orang tuanya, Ronny membuat brand Exxon. Pemilik Eiger ini tidak langsung mahir dalam membuat pola dan menjahit tas.

Namun ia tetap gigih belajar hingga bisnisnya berjalan sampai tiga tahun. Kemalangan pun menimpa. 

Ia mendapat gugatan dari Exxon Mobil soal penggunaan nama brand yang sama. Mau tak mau, Ronny mengubah nama brand menjadi Exsport.

Baca Juga: Inspiratif! Simak Perjalanan Bisnis Skincare MS Glow dan Strateginya

3. Exsport Masuk Matahari Department Store

Upaya Ronny membesarkan Exsport tak main-main. Ia tak berdiam diri di Bandung, tetapi keliling Jawa barat, Jawa Tengah, hingga keluar pulau untuk ekspansi bisnis.

Ia punya cita-cita untuk memasukkan brand Exsport ke jajaran brand yang ada di Matahari Department Store.

Tentu saja jalannya tak mudah, ia berkali-kali ditolak. Ia harus mengajukan proposal berkali-kali hingga akhirnya diterima pada upayanya yang ke-13.

Setelah Exsport masuk Matahari Department Store, pemilik Eiger ini tidak langsung berpuas diri. Ia menargetkan dalam tiga tahun, brand ini harus jadi yang terbesar di department store tersebut.

Benar saja. Lewat tiga tahun, Exsport menjadi brand dengan penjualan tertinggi di Matahari Department Store.

4. Cikal Bakal Eiger

Ada masa-masanya Ronny sangat menyukai kegiatan mendaki gunung. Hobinya ini pun memberinya inspirasi dan menguatkan tekadnya untuk membangun brand khusus barang outdoor.

Mulai tahun 1978, Ronny berkutat mencari rekan yang bisa memberinya banyak insight tentang produk-produk mendaki gunung.

Ia pun akhirnya dapat bertemu dengan dua sosok yang ahli dalam soal gunung, yaitu Kang Bongkeng dan Kang Mamay.

Dari mereka, Ronny banyak belajar membuat tas dan berbagai produk lainnya yang sesuai untuk dipakai mendaki gunung. Kang Bongkeng malah memberikan banyak ide dan inspirasi untuknya.

Akhirnya, Eiger pun dirintis pada 1989 setelah sebelumnya mematenkan nama brand ini. Inilah awal mula Ronny menjadi pemilik Eiger.

5. Eiger Terus Berkembang Pesat

Ketika memulai brand Eiger, Ronny tak langsung membuatnya dengan modal besar. Ia memulainya dari garasi rumahnya di Jalan Kejaksaan 50, Bandung.

Skala produksi Eiger mulai tinggi, sehingga dalam waktu setahun Ronny memindahkan tempat produksi ke Jalan Saat Nomor 17 dengan luas tanah 600 meter persegi.

Ia membangun pabrik kecil di lahan tersebut untuk produksi Eiger. Namun lokasi ini akhirnya tidak bisa juga menampung kapasitas produksi yang membeludak.

Eiger berkembang luar biasa, hingga 1986 Ronny membeli lahan baru seluas 6.000 meter persegi untuk dibangun pabrik.

Ternyata lahan ini masih tidak cukup, sehingga pemilik Eiger ini kembali mengembangkan pabrik di Cilampeni, Katapang, Kabupaten Bandung.

Tak tanggung-tanggung, pabrik ini dibangun di tanah seluas 2,5 hektare. Tak puas membangun pabrik, sekitar tahun 1993 Ronny mendirikan showroom untuk Eiger.

Showroom tersebut berlokasi di Jalan Cihampelas. Showroom tersebut, kini akhirnya menjadi kantor pula bagi brand Eiger.

Jalan Cihampelas jadi lokasi yang bersejarah bagi Ronny. Karena di sanalah toko pertama Eiger. Dari sana pula, Eiger kini berkembang hingga memiliki lebih dari 300 outlet.

Baca Juga: Flagship Store Adalah? Ini Pengertian dan Konsep Produknya!

Itulah kisah perjalanan bisnis Ronny Lukito, sang pemilik Eiger. Semoga bisa jadi inspirasi bagimu!

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X