Kelebihan dan Kekurangan Penjualan Konsinyasi, Berikut Tips Suksesnya

Share this Post

Table of Contents
shopee gratis ongkir

Ada berbagai jenis penjualan yang bisa kamu coba apabila baru memulai bisnis, selain dropshipper atau reseller. Salah satunya penjualan konsinyasi.

Dikutip dari laman Corporate Finance Institute, penjualan konsinyasi adalah suatu perjanjian perdagangan di mana satu pihak (pengirim barang) memberikan barang kepada pihak lain (penerima barang) untuk dijual.

Namun, penerima memiliki hak untuk mengembalikan barang yang tidak terjual kembali ke pengirim.

Dengan kata lain, penjualan konsinyasi adalah sebuah perjanjian di mana pihak ketiga dipercayakan untuk menjual barang atas nama pemiliknya.

Melansir Investopedia, kesepakatan konsinyasi ini dapat dibuat untuk berbagai produk, seperti karya seni, pakaian dan aksesori, hingga buku.

Pihak yang menjual barang secara konsinyasi akan menerima sebagian dari keuntungan dalam bentuk biaya tetap atau komisi.

Melalui cara ini, kamu dapat menjadi alternatif yang cukup menjanjikan jika ingin menawarkan barang atau jasa dengan waktu fleksibel.

Konsinyasi juga dapat jadi pilihan terbaik apabila kamu tidak memiliki toko fisik atau online untuk menjual barang.

Baca Juga: 22 Marketplace di Indonesia yang Paling Banyak Dikunjungi

Cara Kerja Penjualan Konsinyasi

cara kerja penjualan konsinyasi
Foto: Display Produk Outdoor (pixabay.com)

Dalam penjualan konsinyasi, ada dua pihak yang terlibat dalam transaksi bisnis, yaitu pengirim dan penerima.

Pengirim adalah pihak yang menyediakan barang untuk dijual. Sedangkan penerima merupakan pihak yang akan menjual barang tersebut kepada pelanggan.

Pada sistem penjualan ini, pengirim akan menitipkan barang kepada penerima untuk kemudian didistribusikan kepada target pasar.

Jika penerima tidak dapat menjual semua barang, mereka dapat mengembalikan barang kepada pengirim. Namun, harus ada batasan waktu tertentu yang disepakati.

Selama penerima barang mengembalikan barang yang tidak terjual sebelum tanggal ini, mereka tidak perlu membayarnya.

Jadi, hanya pihak pengirim yang akan menanggung risiko dan manfaat atas kepemilikan barang. Sementara penerima barang tersebut tidak diharuskan untuk membayar barang sampai barang benar-benar berhasil terjual.

Tidak ada batasan barang apa yang bisa dijual secara konsinyasi. Maka dari itu, barang jenis apapun bisa digunakan dalam transaksi bisnis yang satu ini.

Ketika barang berhasil terjual, barulah sang penerima barang bisa memeroleh keuntungan dari hasil penjualan. Besaran keuntungannya sendiri dapat bervariasi.

Mulai dari 20-60% dari penjualan akhir. Bisa juga bergantung pada seberapa tinggi permintaan dan kualitas barang yang dijual.

Baca Juga: 7 Strategi Branding yang Bisa Meningkatkan Penjualan

Kelebihan Berjualan dengan Konsinyasi

kelebihan dan kekurangan penjualan konsinyasi
Foto: Pakaian Bayi (unsplash.com)
shopee pilih lokal

Setiap sistem bisnis memiliki plus dan minus masing-masing, tak terkecuali dalam penjualan konsinyasi ini.

Dalam beberapa aspek, sistem penjualan dengan konsinyasi dinilai lebih menguntungkan.

Lebih lanjut, berikut kelebihan yang diperoleh bagi pengirim dan penerima barang dari penjualan konsinyasi, dikutip dari Indeed.

  • Kelebihan Konsinyasi Bagi Pengirim Barang
  1. Menghemat biaya karena tak perlu membuka toko fisik.
  2. Mengurangi biaya penyimpanan barang.
  3. Meminimalisir biaya overhead dan infrastruktur lainnya.
  4. Menghemat waktu karena pemilik barang tak perlu membuat daftar produk yang akan dijual.
  5. Meningkatkan jangkauan pelanggan dan pendapatan bisnis.

  • Kelebihan Konsinyasi Bagi Penerima Barang
  1. Mengurangi risiko kerugian jika ada barang yang terjual karena bisa dikembalikan pada pengirim.
  2. Bisa berjualan tanpa harus membeli barang dari pemasok.
  3. Tidak perlu menyediakan ruang dan biaya untuk menyimpan persediaan barang.
  4. Barang konsinyasi biasa dijual dengan harga yang lebih terjangkau sehingga peluang keuntungan lebih besar.

Kekurangan Berjualan dengan Konsinyasi

Sementara jika dilihat dari sisi kekurangannya, berikut kekurangan berjualan dengan sistem konsinyasi bagi pihak pengirim maupun penerima barang.

  • Kekurangan Konsinyasi Bagi Pengirim Barang
  1. Margin keuntungannya cenderung lebih kecil daripada menjual langsung kepada konsumen dan hasilnya harus dibagi dengan penerima barang.
  2. Memiliki tanggung jawab penuh ketika ada barang yang tidak terjual.
  3. Persediaan menumpuk jika ada banyak barang yang dikembalikan oleh penerima.
  4. Risiko kerugian besar mengintai apabila barang terpaksa dibuang karena tak kunjung terjual.

  • Kekurangan Konsinyasi Bagi Penerima Barang
  1. Ketergantungan ketersediaan pada pengirim barang karena tidak bisa memproduksi produk sendiri.
  2. Keuntungan yang diperoleh cenderung lebih kecil dibandingkan berjualan mandiri langsung pada konsumen.
  3. Pendapatan bisa diperoleh dengan waktu tunggu yang tidak pasti, tergantung pada pengirim barang.
  4. Bertanggungjawab untuk mengembalikan barang apabila tidak berhasil terjual.
  5. Harus cermat dalam mengelola persediaan barang yang terkadang menjadi tantangan dalam berbisnis.

Baca Juga: Intip 8 Cara Menarik Pelanggan agar Tertarik dan Penjualan Meningkat

Tips Bisnis dengan Cara Penjualan Konsinyasi

tips sukses penjualan konsinyasi
Foto: Rak Boneka di Toko Mainan (pixabay.com)
shopee pilih lokal

Apabila kamu tertarik untuk berbisnis dengan sistem penjualan konsinyasi karena cocok bagi pemula dan berisiko rendah, yuk terapkan tips suksesnya berikut ini:

1. Perhatikan Perjanjian yang Dibuat

Sebelum memutuskan untuk menggunakan sistem penjualan konsinyasi, pastikan kamu telah memehatikan kontrak atau perjanjian yang dibuat.

Jangan sampai kontrak yang disepakati tersebut merugikan salah satu pihak, baik itu pengirim atau pun penerima barang.

Cermatilah setiap hal yang dibahas dalam perjanjian. Mulai dari seberapa banyak presentase keuntungan yang akan didapatkan dari hasil penjualan, tenggat waktu pengembalian barang yang tak terjual, dan lain sebagainya.

Pastikan semua ketentuan tersebut dibuat secara tertulis dan disetujui dari masing-masing pihak. Jadi, bisa dijadikan bukti dan pertanggungjawaban di mata hukum apabila ada hal-hal yang terindikasi sebagai pelanggaran kode etik bisnis.

Apabila ada ketentuan dalam kontrak bisnis yang tidak sesuai, jangan ragu untuk diskusi dan melakukan negosiasi. Jika tak juga disepakati, jangan berkecil hati dan berusahalah dengan menemukan tempat lain.

2. Miliki Product Knowledge yang Mendalam

Ketika kamu memutuskan berbisnis dengan sistem apapun termasuk penjualan konsinyasi, pastikan untuk selalu memiliki pengetahuan produk yang baik.

Ketahui apa jenis barang yang akan dijual, beserta manfaat, cara penggunaan, hingga penyimpananya.

Selain itu, periksalah kembali apakah barang yang diterima dari pengirim benar-benar berkualitas sesuai dengan kesepakatan.

Dengan begitu, kamu bisa mengajukan komplain atau pengembalian barang kepada pihak pengirim.

Ketahui juga apakah ada peraturan atau perlakuan khusus atas produk yang dititipkan oleh pengirim kepada penerima barang.

Misalnya jaminan asuransi untuk produk-produk yang berharga, serta keamanan yang cukup untuk melindungi barang kamu dari risiko kerusakan dan kehilangan.

Baca Juga: 3 Tips Lakukan Hard Selling Marketing agar Penjualan Meningkat

3. Tawarkan Produk ke Toko yang Sesuai

Bagi kamu yang ingin berjualan dengan sistem konsinyasi, perlu untuk memerhatikan pihak penerima barang secara cermat.

Jangan sembarangan dalam menitipkan barang untuk dijual karena hal ini cukup berisiko merugikan.

Hal utama yang harus kamu perhatikan, yaitu pastikan produk ditawarkan kepada pemilik toko yang sesuai.

Misalnya jika kamu ingin menjual produk khusus olahraga, maka toko alat kebugaran bisa menjadi pilihan tepat dibandingkan menawarkan barang kepada toko yang menjual barang-barang umum.

Jadi, kamu akan lebih mudah menjangkau target pasar karena pemilihan tokonya lebih spesifik dan sesuai dengan jenis produk yang dijual.

4. Pastikan Display Produk di Tempat Strategis

Sebelum membuat kesepakatan kerja sama dengan pemilik toko yang akan kamu titipkan produk, pastikan untuk memeriksa display atau tempat penjualan barang.

Pilihlah toko yang memungkinkan produkmu diletakkan pada tempat-tempat strategis. Jadi, akan lebih mudah untuk ditemui oleh calon pelanggan.

Coba diskusikan dengan pemilik toko apakah memungkinkan bagi mereka untuk meletakkan barang-barang titipan kamu di tempat yang banyak dilalui pengunjung.

Jangan sampai produkmu gagal terjual karena peletakkan display yang tidak terjangkau pelanggan.

Baca Juga: 5 Strategi Positioning Produk untuk Meningkatkan Penjualan

Itu dia penjelasan mengenai penjualan konsinyasi yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat!

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X